Minggu, 23 Desember 2012

SEJARAH PP AN NUR Bululawang Malang



SEJARAH PP AN NUR
Bululawang Malang



Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia kini memasuki era globalisasi yang memunculkan beragam penemuan dan inovasi serta kecepatan arus informasi. Keniscayaan ini menimbulkan efek positif pula dalam dunia pendidikan. Akan tetapi, modernitas ini terkadang meletupkan dampak dekadensi moral (demoralisasi) sebagai efek negatif yang menyertai. Pondok Pesantren An-Nur I merupakan lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh KH. Anwar Noer  tahun 1940. Berawal dari langgar untuk mengaji anak-anak di desa Bululawang, An-Nur 1 kemudian berkembang menjadi pendidikan pondok pesantren yang mengkaji ilmu agama Islam. Sebagai lembaga pendidikan, Pondok Pesantren An-Nur I memiliki atensi tinggi dalam mendidik dan membina prilaku akhlaqul karimah, yakni dengan memadukan ketajaman intelektual yang diseragamkan dengan jiwa taqwallah.


BIOGRAFI PENDIRI PP ANNUR

Pada tahun 1901 lahirlah seorang pemuda Muhammad Anwar Bin H. Nuruddin di desa Sumber Taman Kabupaten Probolinggo. Sejak usia 15 tahun (1936) beliau sudah tertarik dan berniat untuk belajar ilmu agama pada kiyai – kiyai yang terkenal.Oleh karena itu ketika mengaji beliau senantiasa berpindah – pindah dari satu pondok ke pondok yang lain.Pondok – pondok yang pernah didatangi antara lain:

1.      PP Bladu Gending Probolinggo yang diasuh oleh paman beliau sendiri yaitu KH FATHULLOH UMAR
2.      PP Sono Buduran Sidoarjo yang diasuh oleh KH ZYARKASI
3.      PP Sidogiri Kab. Pasuruan yan
4.      Mengaji pada KH. ABDUL AZIZ di Probolinggo
5.      PP Panji Kab Sidoarjo yang diasuh oleh KH CHOZIN dan KH HASYIM

Pada pondok terakhir inilah beliau mendapatkan amanah agar menyampaikan ilmu yang didapat guna menjadikan umat yang sholihin. Yaitu membina dan mendidik masyarakat supaya menjadi manusia yang benar – benar taqwa kepada allah serta bertanggung jawab terhadap Agama,Nusa dan Bangsa.Dengan amanah tersebut dalam usia 17 tahun beliau mulai mengembara bersama seorang kawan dan sampailah di desa Ganjaran Gondang Legi Kab Malang untuk beberapa saat lamanya. Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, rupanya Tuhan telah menentukan jodoh di Desa BululawangKab Malang. Selanjutnya pada hari jumat dibulan November 1938 beliau menikah dengan perempuan bernama MARWIYAH BINTI HASAN kampung haji desa Bululawang.

Pada waktu itu beliau diminta oleh ketua kampung agar mengajar mengaji anak – anak  kampng putra atau putrid bertempat dilanggar AL MURTADLO kampung haji (terkenal dengan sebutan kampung haji, sebab mulai dulu sampai sekarang hampir semua warganya telah melaksanakan ibadah haji). Hal itu berlangsung kira – kira dua tahun lamanya. Kemudian oleh mertua beliau diberi rumah terletak sebelah barat langgar AL MURTADLO kira kira jarak 100 M, dan rumah itu yang ditempati sekarang dengan keadaan asli belum mengalami perubahan.


PERMULAAN MENDIRIKAN LANGGAR

Pada tahun 1940 secara gotong royong dengan warga kampung, beliau mendirikan langgar sederhana untuk tempat mengaji terletak disebelah barat rumah.setelah ada langgar, ternyata makin banyak anak anak sekitar Bululawang yang berdatangan dan minta ikut ngaji.


PERMULAAN MEMBANGUN PONDOK

Pada tahun 1942 semula beliau bermaksud mendirikan rumah sederhana dibelakang rumah untuk tempat istirahat. Tetapi tiba tiba datanglah seorang yang sudah tua ingin membantu pekerjaan dan tinggal dirumah beliau. Akhirnya pendirian rumah ditempatkan disamping sebelah selatan langgar yang selanjutnya digunakan sebagai tempat orang tua tersebut. Semakin lama santri yang dating semakin bertambah, bukan saja berasal dari Bululawang, melainkan juga dari desa lain, seperti dari desa Segenggeng Kec. Pakisaji,  Jambearjo Kec. Tajinan, bahkan dari Probolinggo pada umumnya santri yang dating dari jauh ini berkeinginan untuk tinggal dipondok. Berhubung pada waktu itu santri saat mengaji sudah mencapai 40 orang, maka untuk menampung santri yang tidak pulang, maka mereka diminta tinggal bersama orang tua tadi dengan jalan rumahnya disekat dengan gedek menjadi dua bilik, kemudian ditambah satu bilik lagi. Sejak tahun itulah system pondok pesantren dimulai, sedang kitab kitab yang di pelajari antara lain: Sulam Safinah, Fathul Qorib, Bidayatul Hidayah, dsb.


MASA PANCAROBA

Pada zaman pendudukan jepang ditahun 1943, ketenangan pondok ikut terganggu, bahan bahan yang diperlukan sulit didapat akibatnya para santri terpaksa banyak yang pulang kerumah masing masing, dan hanya beberapa orang saja yang tinggal, sedang kehidupannya terserah kepada kiyai sesudah itu indonesia merdeka (tahun1945). Para santri yang dulu pulang mereka berdatangan kembali ,bahkan ada santri baru yang datang dari djokja,solo,dan santri dari probolinggo bertambah jumlahnya. Namun keadaan demikian tidak berlangsung lama , sebab agresi Belanda (tahun 1947 – 1948 ). Memaksakan kyai untuk mengungsikan keluarga kedesa Ganjaran Gondang legi (asal ibu Nyai Anwar )sedangkan kyai sendiri bersama para santri yang sudah dewasa bergabung dengan pasukan gerilya untuk ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan, yang berpindah pindah antara Gondang Legi – Krebet dan Bululawang.


ASAL MULA NAMA PP ANNUR

Pada tahun 1950, sesudah keamanan pulih, keluarga kyai kembali dari pengungsian, dan santri santripun berdatangan kembali ke pondok. Dua tahun kemudian (tahun 1952) datanglah seorang pembuka masyarakat Bululawang memberi saran kepada kyai agar Langgarnya diberi nama “ AN NUR “ diambil dari singkatan pendirinya AN dari ANWAR dan NUR dari orang tua beliau NURUDDIN,  disamping menurut bahasa artinya CAHAYA Kemudian dari penetapan inilah  AN NUR  semakin berkembang.


PERKEMBANGAN CITA-CITA

Antara tahun 1952 – 1953 di Bululawang masih belum ada sekolah lanjutan. Beberapa pemuka masyarakat menghendaki adanya Madrasah Mu’alimin, dan sebagian menghendaki adanya SMP NU dan condong didirikan dikomplek pondok AN NUR. Berhubungan kiyai tdak menyetujui penempatan SMP NU dikomplek AN NUR. Maka pembangunan SMP NU ditempatkan ditepi jalan raya Bululawang (sebelah utara stadion Bululawang) sampai sekarang. Sampai pada tahun 1966untuk sementara, rupanya kiyai ANWAR belum memikirkan pendirian madrasah, melainkan memusatkan perhatiannya bagaimana melayani santri yang mondok, hal itu terbukti dengan adanya usaha membangun gedung pondok, ditahun 1963 berhasil membangun bilik sebanyak empat kamar membujur ketimur (sekarang telah dibongkar).

Sejak tahun 1965 setelah mendapatkan menantu pertama yaitu KH BURHANUDDIN, maka mulai terpikir bagaimana meningkatkan pendidikan para santri agar lebih kerasan ,serta memberikan pendidikan bentuk madrasah sesuai dengan tuntutan zaman.Kemudian timbullah rencana membuka madrasah yang pelaksanaannya di serahkan kepada putra beliau:

1.      M.BADRUDDIN ANWAR ( Putra ke 1)
2.      BURHANUDDIN HAMID ( menantu ke 1)

Rencana tersebut ternyata mendapat dukungan penuh oleh beberapa pemuka masyarakat, seperti:

1.      H. ABD. MANAN IBRAHIM
2.      MUSO ABDUL AZZIZ
3.      HASYIM ALWAN
4.      BUADIN HADI KUSMA
5.      PRAMU TURMUDZI
6.      H.MAHMUD dll.

Tepat pada tanggal 03 januari 1968 sebagai perwujudan cita cita dibuka madrasah tingkat Tsanawiyah dengan nama “MADRASAH TSANAWIYAH AGAMA ISLAM AN NUR”.dalam pembukaan ini langsung ditingkat Tsanawiyah, sebab disamping menerima anak luar pondok, para santri yang mondok umumnya telah tamat madrasah ibtida’iyah/sederajat.

Berhubung gedung atau tempat belajar belum punya, maka untuk sementara pinjam bekas gudang pengeringan tembakau yang terletak kurang lebih 100 M seberang jalan raya sebelah barat pondok, dengan murid 76 orang dan dibagi dua, pagi untuk putra sore untuk putri. Setelah berjalan 1tahun, agar dibelakang hari tidak menemui kesulitan dirasa perlu madrasah harus memiliki gedung sendiri ditambah lagi murid putra putri minta disediakan pondok, maka kiyai bersama tokoh masyarakat membantu panitia pembangunan, dan selanjutnya bertindak sebagai pengurus pondok pesantren dan madrasah “ AN NUR”.
Walhasil :

1.      Tanggal 19-09-1968 mulai membangun pondok putrid serta langgarnya, sedang pengasuhnya diserahkan pada putri kedua ( Ibu Nyai Lilik Zubaidah) dengan dibantu oleh: Ibu Maslamah, Munawwaroh dan Nidhomah
2.      Tanggal 31-12-1968 dilakukan peletakan batu pertama gedung madrasah terdiri dari tiga local dengan ukuran 7 X 7 M. Alhamdulillah selesai dalam waktu 6 bulan.

Dengan telah adanya pondok putra , putri dan madrasah, maka nama pondok disempurnakan menjadi : pondok pesantren dan madrasah AN – NUR.


PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN MADRASAH

Dari tahun ketahun pertumbuhan pendidikan selalu mengikuti pertumbuhan penduduk, selain itu juga harus mengikuti arus kemajuan bangsa yang sedang berkembang. Dalam hal ini PP dan madarasah “AN – NUR”  ikut aktif  membantu program pemerintah dalam meningkatkan pendidikan di daerah – daerah. Terbukti bahwa pada tahun 1971 sekaligus berhasil membuka 3 tingkat madrasah yaitu :

1.      Taman Kanak–kanak
2.      Madrasah Ibtida’iyah
3.      Madrasah Aliyah ( sebagai kelanjutan bagi tamatan tsanawiyah “ AN- NUR “)

Kemudian sebagai penghargaan pemerintah atas keberhasilan “ AN – NUR “ dalam mengelola pendikan, maka berdasarkan SK Bupati Kepala Daerah TK. II Kab malang tanggal 31 – 12 – 1973 No. 52/Kep/Bapp/73 dipilih sebagi pilot proyek pendidikan pondok pesantren dan madrasah untuk kabupaten Malang. Dengan menunjukan ini selanjutnya diabadikan menjadi nama dengan sebutan : Pilot Proyek Pendidikan Pondok Pesantern Dan Madrasah “ AN – NUR “ Bululawang, Malang.

Empat tingkat tingkat madrasah telah berjalan yaitu : TK, Madrasah Ibtida’iyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, namun dirasa belum memenuhi keinginan masyarakat banyak, oleh karna itu pada tahun 1075 membuka lagi PGA “ AN – NUR “

Dengan maksud guna menmpung calon siswa yang kurang berminat belajar pada madrasah tsanawiyah. Tetapi baru berjalan tiga tahun, sehubungan dengan keputusan mentri Agama No 16 dan 17 tahun 1978 tentang penyederhanaan struktur sekolah dalam lingkunagan Departemen Agama, maka untuk nmenyesuaikan keputusan tersebut pada tahun 1978 / 1979 PGA ” AN  NUR “ dilebur dan disatukan dengan Madrasah Tsanawiyah.

Selain itu mengingat anomi masyarakat bululawang dengan memasukan putra / putrinya ke madrsah AN NUR lebih besar, akibatnya tempat – tempat pendidikan yang lain muridnya berkurang maka untuk mengatasi hal itu ditempuh dengan jalan.

1.      Tahun 1976 TK AN NUR di tiadakan dan muridnya disalurkan ke TK yang terdekat.
2.      Tahun 1976 Madrasah Ibtda’iyah juga ditiadakan dan murid–muridnya disatukan dengan MINU  Bululawang.


PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN

Berhubungan lokasi pondok pesantren yang ada tidak memungkinkan untuk ditambah/diperbesar,sedang santri yang datang semakin bertambah,maka atas ridlo Allah SWT pada tahun 1979 beliau dapat mendirikan Pondok Ke II dengan diberi nama : ”PP.AN NUR II AL MURTADLO” terletak 600 m arah selatan dari “PP AN NUR I”. Pembangunannya diawali dengan pendirian rumah darurat tiang kayu , dinding bambu ( gedek ) ukuran 7 x 11 m. yang menempati bangunan darurat ini adalah putra Kiyai ke 1 ( H.M. Badruddin Anwar  ) yang selanjutnya diberi amanat sebagai pengasuh bersama 4 orang santri : Mengaji, Sholat, Tidur , Memasak menjadi satu ruangan .

Berkat hidayah Allah , dalam masa tiga tahun santri yang mukim semula hanya empat orang , kini telah meningkat menjadi ribuan orang . diantaranya mereka berasal dari Probolinggo, Lumajang, Jember, Pasuruan, Gresik, Jombang, Kediri, Trenggalek, Jepara ( jateng ) bahkan ada yang dari Lampung (Sumatra), kemudian tepat pada hari raya Idhul Adha 10 Dzul Hijjah 1404 / 17 – 9 -1983 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan PP AN NUR III dengan pengasuh putra ke III ( A. Qsairi Anwar ) untuk pertama kali yang dikerjakan adalah gedung Madrasah, sebab gedung yang dipakai sekarang sudah tidak mencukupi dan terus berkembang pesat, hingga saat ini Yayasan Pon Pes AN NUR mengelola SMP, SMA, MI, MTS, MA dan lembaga non formal lainnya dengan jumlah santri lebih dari 2000 orang.


PENUTUP

Demikianlah sejarah singkat PP. AN NUR Bululawang Malang sejak berdiri tahun 1940 sampai sekarang, setelah meninggalnya  KH. ANWAR NUR ( wafat 1992). Maka diteruskan oleh putranya KH. A.Fahrur Rozi Burhan bersama – sama dengan keluarga keturunan KH. Anwar Nur.

Pengasuh PP. An-Nur I          : KH. A. Fahrur Rozi Burhan, S.Ag. M.Pd.
Pengasuh PP. An-Nur II         : KH. M. Badruddin Anwar
Pengasuh PP. An-Nur III       : KH. A. Qusyairi Anwar

1 komentar: