KISAH KEMULIAAN AKHLAK AL-HABIB UMAR BIN HAFIDZ
Al-habib Umar bin Hafidz Makan Makanan Sisa Santri-Santrinya
Suatu ketika saat al-Habib Mundzir sedang
mondok di Rubath Darul Musthafa Yaman, saat itu di Yaman dalam kondisi perang,
sehingga segala hal serba sulit.
Di saat stok makanan sudah menipis,
karena saat itu pengiriman makanan dari luar Yaman diblokir oleh pihak
penjajah, makanan hanya cukup untuk keluarga al-Habib Umar bin Hafidz.
Namun apa yang terjadi, ketika al-Habib Mundzir
selesai makan beliau memergoki anak al-Habib Umar bin Hafidz sedang mengambil
sisa-sisa makanan al-Habib Mundzir dan santri-santri yang lain.
Lantas al-Habib Mundzir mempertanyakan kepada
anak tersebut sedang apa. Dengan polosnya anak al-Habib Umar bin Hafidz
menjawab: “Saya mengambil sisa-sisa
makanan yang tersisa buat Abah (al-Habib Umar bin Hafidz) yang belum makan.”
Demikianlah akhlak Guru Mulia al-Habib Umar
bin Hafidz yang begitu mulia. Walau al-Habib
Umar bin Hafidz dan keluarganya tidak makan asalkan santri-santrinya tidak
kelaparan.
Adakah dari kita yang sanggup mencontoh
akhlak beliau al-Habib Umar bin Hafidz yang rela mementingkan orang lain
daripada dirinya sendiri meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.
Allahumma
sholli wasallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan taj’alunaa bihaa min
ahlil ‘ilmi dzoohiron wabaathinan. Watahsyurunaa bi’ibaadikashshoolihiina fii
dunyaanaa wa ukhroonaa. Aamiin yaa Mujiibassaailiin.
Sya’roni
as-Samfuriy, Cirebon 17 Muharram 1434 H
Subhanallah sungguh sangat mulia..
BalasHapus